Menurut Boone dan Kurtz ( 2002:298 ), komponen terpenting yang dapat dilihat dari tanggung jawab seorang manajer adalah kepemimpinan ( leadership ) yang mengarahkan atau memberi inspirasi kepada orang lain untuk meraih sasaran organisasi.
- Memiliki visi dan kekuatan ( powerfull and visionary ).
- Empati adalah kemampuan menempatkan diri dalam posisi orang lain.
- Berani menantang kondisi status quo dan membantu pihak lain untuk menghadapi tantangan adaptif dari lingkungan.
- Obyektif dalam menghadapi seseorang.
1.9.2 Pengaruh Dan Kekuasaan ( Power ).
Kepemimpinan mencakup penggunaan pengaruh dan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan atau potensi seseorang ( agen ) untuk mempengaruhi perilaku orang lain ( target ) sehingga target bertindak sesuai dengan keinginan agen. Hasil pengaruh dapat berupa :
- Komitmen, permintaan pemimpin diterima pengikut secara antusias dan mereka berusaha secara maksimal untuk melaksanakannya.
- Kepatuhan, pengikut rela melakukan apa saja yang diminta pemimpin tetapi dengan sikap apatis dengan upaya minimal.
- Penolakan, pengikut dengan berbagai dalih secara aktif menghindari untuk melaksanakan apa yang diminta pemimpin.
1.9.3 Sumber Kekuasaan.
1.9.3.1 Reward Power ( Kekuasaan imbalan ).
Kekuasaan imbalan atau reward power adalah kekuasaan yang bersumber pada kemampuan mengontrol sumber daya dan memberikan imbalan yang dipandang bernilai oleh orang lain.
1.9.3.2 Coercive Power ( Kekuasaan koersif ).
Kekuasaan yang bersumber pada kemampuan menciptakan rasa takut terhadap akibat negatif yang mungkin terjadi bila ia tidak patuh. Aplikasi kekuasaan ini dengan ancaman dan hukuman.
1.9.3.3 Legitimate Power ( Kekuasaan legitimasi ).
Kekuasaan yang bersumber pada posisi struktural seseorang dalam organisasi yang melambangkan pada hak atau wewenang resmi dalam organisasi.
1.9.3.4 Expert Power ( Kekuasaan karena keahlian ).
Kekuasaan yang bersumber pada kemampuan spesifik ( pengetahuan atau keterampilan ) dalam bidang tertentu.
1.9.3.5 Refference Power ( Kekuasaan rujukan ).
Kekuasaan yang bersumber pada identifikasi terhadap seseorang yang memiliki sifat atau ciri khas pribadi yang menyenangkan dari seseorang.
1.9.4 Taktik Mempengaruhi.
Menurut Robbins ( 2007:193 ) yang dimaksud sembilan taktik kekuasaan yaitu :
- Legitimasi mengandalkan posisi kewenangan seseorang atau menekankan kebijakan atau aturan yang berlaku.
- Persuasi rasional, menyajikan argumen yang logis dan berbagai bukti faktual untuk menunjukkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal.
- Memberi inspirasi mengembangkan komitmen emosional dengan cara menyerukan nilai - nilai, kebutuhan, harapan dan aspirasi sebuah sasaran.
- Konsultasi, melibatkan banyak pihak yang menjadi sasaran dalam memutuskan rencana atau perubahan yang akan dijalankan.
- Pertukaran, agen menawarkan imbalan bila target menaati permintaan.
- Seruan pribadi, meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan.
- Tekanan, menggunakan peringatan, pengawasan dan ancaman.
- Koalisi, mencari bantuan orang lain untuk membujuk target untuk setuju.
- Mengambil hati, menggunaka rayuan, pujian dalam memberikan pengaruh.
1.9.5 Pendekatan Kepemimpinan.
Menurut jenis variabel kunci yang digunakan teori dan riset maka kepemimpinan digolongkan ke dalam empat pendekatan yaitu :
- Pendekatan ciri.
- Pendekatan perilaku.
- Pendekatan pengaruh kekuasaan.
- Pendekatan situasional.
1.9.6 Leadership Styles ( Gaya Kepemimpinan ).
Cara yang disenangi dan digunakan dalam mempengaruhi. Boone dan Kurtz ( 2002:299 ) para peneliti mengidentifikasi serangkaian gaya kepemimpinan berdasarkan tingkat partisipasi karyawan.
- Kepemimpinan otokratik.
- Kepemimpinan demokratis.
- Kepemimpinan bebas kendali.
1.9.6.1 Kepemimpinan Otoriter.
Adalah gaya kepemimpinan dimana segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pemimpin semata tanpa melibatkan karyawan.
- Wewenang mutlak terpusat pada atasan.
- Keputusan dan kebijakan dibuat oleh pimpinan tanpa konsultasi dengan karyawan.
- Komunikasi berlangsung satu arah.
- Pengawasan dilakukan secara ketat.
- Lebih banyak kritik daripada pujian.
- Pimpinan menuntut kesetiaan dan prestasi sempurna.
1.9.6.2 Kepemimpinan Demokratis.
Adalah gaya kepemimpinan dimana bawahan dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
- Pimpinan bersedia melimpahkan wewenang kepada bawahan.
- Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.
- Komunikasi berlangsung dua arah.
- Bawahan diberi kesempatan untuk berprakarsa dan menyampaikan saran.
- Tugas kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada instruksi.
- Pujian dan kritik kepada bawahan diberikan secara seimbang.
1.9.6.3 Free-rein Leadership ( Kepemimpinan bebas kendali ).
Adalah gaya kepemimpinan yang percaya pada supervisi minimal dan menyerahkan sebagian keputusan kepada bawahan.
- Menyerahkan sebagian besar keputusan pada bawahan.
- Pengawasan kepada bawahan sangat minimal.
- Prakarsa selalu datang dari bawahan.
- Kepentingan pribadi lebih utama daripada kelompok.
- Hampir tidak ada pengarahan dari atasan.
- Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan.
1.9.7 Komunikasi
Arah komunikasi otoriter hanya satu arah, demokratis berlangsung dua arah sedangkan free-rein leadership berlangsung putus - putus.
Fungsi komunikasi dalam organisasi ada empat yaitu :
- Fungsi informatif yaitu ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan agar setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
- Fungsi regulatif yaitu ini berkaitan dengan penyampaian peraturan - peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
- Fungsi persuasif yaitu ini berkaitan dengan upaya menumbuhkan komitmen bawahan dalam melaksanakan tugasnya.
- Fungsi integratif yaitu berkaitan dengan upaya organisasi menyediakan saluran komunikasi baik formal maupun informal.
Sesion 1,2 dan 3 sudah dijelaskan sekarang pilihan kalian mana yang terbaik. Generasi muda lah yang nantinya bakal jadi penerus bangsa.
Komentar
Posting Komentar
Isi komentar kalian di sini..